UJIAN AKHIR SEMESTER 071 SARAS PNH 20 B

Nama : Saras Putri Nur Hikmah
NIM : 20060474071
Kelas : PKO B 2020
Matkul : Pendidikan Pancasila


UJIAN AKHIR SEMESTER

 

  1.  Era pra-sejarah (monotheisme- monoisme- dinamisme- polytheisme )      

Prasejarah adalah sebutan bagi kurun waktu yang bermula ketika makhluk hominini mulai memanfaatkan perkakas batu sekitar 3,3 juta Tahun Silam (dihitung mundur dari tahun 1950), dan berakhir ketika sistem tulis diciptakan. Oleh karena itu prasejarah juga disebut Zaman Praaksara (zaman sebelum ada aksara) atau Zaman Nirleka (zaman ketiadaan tulisan). Manusia prasejarah sudah pandai membuat lambang-lambang, tanda-tanda, maupun gambar-gambar, tetapi sistem-sistem tulis tertua diketahui baru muncul sekitar 5.300 Tahun Silam, dan adopsi sistem tulis secara luas baru terjadi ribuan tahun kemudian. Beberapa kebudayaan baru menggunakan sistem tulis pada abad ke-19, bahkan masih ada segelintir kebudayaan yang belum menggunakannya sampai sekarang. Oleh karena itu tarikh akhir prasejarah berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain, dan istilah "prasejarah" tidak begitu sering digunakan dalam wacana mengenai masyarakat-masyarakat yang baru belakangan ini keluar dari masa prasejarah.

a.       Monotheisme

meyakini banyak Tuhan, kepercayaan monoteisme berpendapat bahwa hanya ada satu Tuhan, yang esa, atau tunggal. Agama Islam, Yahudi, dan Kristen tergolong agama monoteis.

b.      Monoisme

agama yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda, baik yang beryawa maupun tidak bernyawa mempunyai roh. Tujuan beragama dalam Animisme adalah mengadakan hubungan baiik dengan roh-roh yang ditakuti dan dihormati itu dengan senantiasa berusaha menyenangkan hati mereka.

c.       Dinamisme

kepercayaan pada kekuatan gaib yang misterius. Tujuan beragama pada dinamisme adalah untuk mengumpulkan kekuatan gaib atau mana (dalam bahasa ilmiah) sebanyak mungkin.

d.      Polytheisme

kepercayaan kepada dewa-dewa. Tujuan beragama dalam politeisme bukan hanya memberi sesajen atau persembahan kepada dewa-dewa itu, tetapi juga menyembah dan berdoa kepada mereka untuk menjauhkan amarahnya dari masyarakat yang bersangkutan.

 

2)     Era Wangsa

Wangsa atau dinasti berarti kelanjutan kekuasaan pemerintahan yang dipegang oleh satu garis keturunan (keluarga yang sama). Dalam sejarah Indonesia banyak kerajaan di bumi nusantara yang rajanya berasal dari satu garis keturunan yang sama, misalnya wangsa Sailendra pada Kerajaan Mataram Kuno, wangsa Bendahara pada Kesultanan Johor dan Kesultanan Riau-Lingga.Wangsa bisa jadi memerintah di lebih dari satu negara. Dewasa ini Wangsa Windsor bertahta tidak hanya di Britania Raya tetapi juga di negara-negara persemakmuran seperti Kanada, Australia, dan Selandia Baru.

  • b)      Syailendra
    Wangsa Sailendra
    atau Syailendra (Śailendravamśa) adalah nama wangsa atau dinasti raja-raja yang berkuasa di Sriwijaya, pulau Sumatra; dan di Mdaŋ (Kerajaan Medang atau Kerajaan Mataram Kuno), Jawa Tengah sejak tahun 752. Sebagian besar raja-rajanya adalah penganut dan pelindung agama Buddha Mahayana.
  • c)      Isyana
    Wangsa Isyana
    adalah sebuah dinasti yang berkuasa di Kerajaan Medang periode Jawa Timur pada abad ke-10 sampai awal abad ke-11. Istilah Isyana berasal dari nama Sri Isyana Wikramadharmottunggadewa, yaitu gelar Mpu Sindok setelah menjadi raja Medang (929947). Dinasti ini menganut agama Hindu aliran Siwa.
  • d)     Rajasa
    Wangsa Rajasa
    adalah keluarga yang berkuasa di kerajaan Singhasari dan Majapahit pada kurun abad ke-13 sampai ke-15. Para penguasa Singhasari dan Majapahit dapat merunut leluhur mereka kepada seorang tokoh misterius Ken Arok atau bergelar Sri Ranggah Rajasa, dialah yang mendirikan wangsa Rajasa pada awal abad ke-13. Wangsa ini dinamai berdasarkan gelar Ken Arok yaitu "Rajasa". Menurut Pararaton, Ken Arok dilahirkan di sekitar Tumapel.[1] Dia dianggap sebagai pendiri wangsa baik garis ketururunan raja-raja Singhasari maupun Majapahit

  • e)      Mataram Islam
    Wangsa Mataram
    atau Dinasti Mataram adalah sebutan bagi wangsa atau keluarga yang menguasai tahta Kesultanan Mataram. Setelah Perang Suksesi Jawa pada abad ke-18 hingga saat ini, keluarga Wangsa Mataram memerintah monarki-monarki pecahan Kesultanan Mataram (Catur Sagotra)

 

3)    Menyebutkan apa saja bukti  -bukti Nilai- nilai Pancasila yang dibudayakan oleh Nenek Moyang/ Bangsa Indonesia- Nusantara sejak masa kehidupan awal/prasejarah sampai dengan masa Pergerakan Nasional.

 

Ø  NILAI PANCASILA PADA ZAMAN PRASEJARAH

Para ahli geologi menyatakan bahwa keberadaan Indonesia baru diketahui 60 juta tahun yang lalu yaitu berkisar pada pertengahan zaman Tersier, zaman tersier merupakan zaman di mana reptil raksasa sudah mulai punah dan binatang mamalia mengalami perkembangan pesat pada zaman tersebut. Indonesia baru di huni oleh manusia 600.000 tahun silam di mana memasuki zaman kuarter, zaman kuarter merupakan zaman yang penting karena pada zaman inilah awal mula di temukan peradaban manusia. Terdapat tiga zaman di Indonesia yaitu :

a.       zaman batu tua (Paleolitikum),

b.       zaman batu besar (Megalitikum)

c.        zaman batu muda (Neolitikum).

Keberadaan tiga zaman tersebut diketahui berdasarkan hasil penemuan fosil Pithecanthropus Erectus, Meganthropus Paleo Javanicus, Homo Soloensis, Homo Wajakensis, serta Homo Mojokertensis.

  1. Nilai ketuhanan, nilai ini terbukti dari kerangka mayat manusia purba Wajakensis dan Pithecanthropus erectus yang berasal dari zaman Paleolitikum, dari hal tersebut diketahui bahwa pada zaman tersebut telah ada penguburan mayat. Di zaman prasejarah pun telah terdapat kepercayaan animisme dan dinamisme yang merupakan wujud dari tindakan keagamaan yang berdasarkan keyakinan pada agama. Alat – alat yang digunakan dalam melakukan kegiatan religi antara lain;
    • Menhir, memiliki bentuk seperti tiang atau tugu yang di gunakan sebagai tempat memuja arwah nenek moyang, umumnya menhir di tempatkan di tempat yang tinggi yang di percayai sebagai tempat roh nenek moyang.
    • Dolmen, merupakan sebuah meja batu yang digunakan sebagai tempat untuk meletakkan sesaji. Adanya hal tersebut menunjukkan bahwa manusia pada zaman prasejarah telah mempercayai adanya hubungan yang selaras dan harmonis antara makhluk yang telah mati dengan makhluk yang masih hidup.
    • Sarchopagus, merupakan sebuah peti yang terbuat dari batu di mana di gunakan sebagai tempat untuk menyimpan mayat.
    • Punden Berundak,Umumnya bangunan ini terletak di tempat yang tinggi, hal tersebut dikarenakan bangunan ini digunakan sebagai tempat pemujaan di mana keyakinan manusia zaman tersebut adalah semakin tinggi tempat tersebut maka semakin dekat pula dengan para leluhur.
    • Arca, merupakan patung dari batu besar yang dibuat berbentuk seperti manusia dan hewan yang merupakan perlambangan nenek moyang, arca memiliki fungsi sebagai pemujaan.
  2. Nilai kemanusiaan Manusia pada zaman prasejarah juga sudah mengenal barter dan umumnya kelompok manusia pedalaman melakukan barter sumber daya yang dimilikinya dengan kelompok yang menetap di area pantai, dengan kata lain mereka tidak hanya hidup terbatas dengan wilayah atau pun kelompoknya saja.
  3. Nilai kesatuan, Manusia pada zaman prasejarah juga sudah menguasai pengetahuan mengenai lautan, perahu, musim, selain itu menjadikan lautan sebagai tempat hidupnya, sehingga penyebaran manusia di Indonesia dapat dilakukan secara merantau hingga ke pulau-pulau yang terbatas oleh laut dan menyebut negeri tempat mereka tinggal sebagai Tanah Air.
  4.  Nilai musyawarah, pada zaman prasejarah telah terdapat nilai tersebut yang di cerminkan melalui kehidupan mereka, seperti aturan mengenai kepentingan bercocok tanam, kehidupan berkelompok dalam desa, klan, suku dan marga yang dipimpin oleh seorang kepala suku yang dipilih melalui musyawarah, di mana di pilih berdasarkan Primus Inter Pares atau yang pertama di antara yang sama, hal tersebut memungkinkan adanya tumbuh kembangnya adat sosial.
  5. Nilai keadilan sosial, manusia pada zaman tersebut telah mengenal bercocok tanam serta gotong royong, hal itu menandakan telah ada peralihan pola hidup dari pola foodgathering atau mengumpulkan makanan serta berburu, menjadi pola foodproducing atau mulai bercocok tanam sendiri. Hal tersbut merupakan upaya perwujudan untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bersama.
4)      Pergerakan Peradaban NusaJawa

a.      Entitas Kerajaan2 di Jawa Barat dan Banten

·        Salakanagara, Teluk Lada, Banten 130M-362M (232th) Yang tercatat sbg Kerajaan Tertua di Nusantara

Kerajaan Salakanagara merupakan kerajaan (sunda) tertua di Nusantara.  berdasarkan Naskah Wangsakerta – Pusaka Rajyarajya I Bhumi Nusantara (yang disusun sebuah panitia dengan ketuanya Pangeran Wangsakerta) diperkirakan merupakan kerajaan paling awal yang ada di Nusantara. Salakanagara diyakini sebagai leluhur Suku Sunda, hal dikarenakan wilayah peradaban Salakanagara sama persis dengan wilayah peradaban orang Sunda selama berabad-abad. Dan yang memperkuat lagi adalah kesamaan kosakata antara Sunda dan Salakanagara. Disamping itu ditemukan bukti lain berupa Jam Sunda atau Jam Salakanagara, suatu cara penyebutan Waktu/Jam yang juga berbahasa Sunda.

·         Tarumanagara, Sundapura Bekasi, 358M-669 (311th)

Tarumanagara atau Kerajaan Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M. Taruma merupakan salah satu kerajaan tertua di Nusantara yang meninggalkan catatan sejarah. Dalam catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa pada saat itu Kerajaan Taruma adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.

·         Kendan, Nagrek 536M-612M (76th)

Kerajaan Kendan adalah sebuah pusat kerajaan yang pernah berdiri di Tatar Sunda dari abad ke-6 sampai abad ke-7 masehi. Pusat kerajaannya saat ini berada di wilayah administratif Desa Nagreg Kendan dan Desa Citaman, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung.Candrawarman (515-535 M) Pada saat kekuasaanya / pemerintahannya tahun 535 M terjadinya Meletus Gunung Krakatau yang sangat dasyat yang menyebabkan tsunami yang sangat besar dan berdampak pada seluruh dunia.

·         Galuh 612M-1935M (1323th)

Kerajaan Galuh adalah suatu kerajaan Sunda di pulau Jawa, yang wilayahnya terletak antara Sungai Citarum di sebelah barat dan Sungai Cisarayu juga Cipamali (Kali Brebes) di sebelah timur. Kerajaan ini adalah penerus dari kerajaan Kendan, bawahan Tarumanagara.

·         Karangkamulyan, Ciamis 612M-702M

Di dalam Situs Karangkamulyan terdapat 9 peninggalan arkeologi yaitu Batu Pangcalikan, Panyabungan Hayam, Sanghyang Bedil, lambang peribadatan, Cikahuripan, Panyandaan, Pamangkonan, Makam Adipati Panaekan, dan tumpukan batu Sri Begawat Pohaci. Luas lahan Batu Pangcalikan adalah 25 m² dengan pagar pembatas dari batu setinggi 60 cm dan selebar 80 cm. Panyabungan Hayam merupakan tanah lapang yang diisi oleh batu datar dan menhir. Cikahuripan dan Pamangkonan adalah bangunan persegi dengan dinding batu. Sanghyang Bedil dan Panyandaan adalah bangunan persegi dengan tambahan batu di depan pintu masuknya. Sedangkan Sri Begawat Pohaci adalah tumpukan batu yang tidak beraturan dengan batu tegak di puncaknya dan Situs Adipati Panaekan adalah punden yang membentuk lingkaran dengan batu tegak di sisi utara dan selatannya.

·         Saunggalah 669M-1311M

Kerajaan Saunggalah adalah kerajaan yang berada di Kabupaten Kuningan sekarang. Lokasi Saunggalah ini diperkirakan kini berada di Kampung Salia, Desa Ciherang, Kecamatan Nusaherang, ada pula yang menunjuk Desa Ciherang di Kecamatan Kadugede, kecamatan tetangga Nusaherang. Disebutkan bahwa Saunggalah adalah nama Ibu kota Kerajaan Kuningan. Nama Kuningan telah lama ada dan dikenal. kerajaan Saunggalah adalah mulai dari tahun 748 – 1346 Masehi Pertama kali diketahui Kerajaan Kuningan diperintah oleh seorang raja bernama Sang Pandawa atau Sang Wiragati. Raja ini memerintah sejaman dengan masa pemerintahan Sang Wretikandayun di Galuh (612-702 M).

·         Kawali 1311M-1482M

Kawali adalah ibu kota Kerajaan Sunda Galuh sejak masa Prabu Ajiguna Linggawisesa (1333-1340 M) yang memindahkannya pada abad ke 14 di Parahyangan Timur Tatar Pasundan hingga masa pemerintahan Mahapraburesi Niskala Wastu Kancana (1371-1475) M. Pada masa pemerintahannya, ibukota Kerajaan Sunda Galuh beralih, dari Pakuan (Bogor) ke Kawali (Ciamis) kota ini makin mendesak kedudukan Galuh di desa Karang Kamulyan kecamatan Cijeungjing, Ciamis kabupaten Ciamis Jawa Barat tempat pertama kali pusat pemerintahan Kerajaan Galuh didirikan oleh Raja Wretikandayun 612 - 702 M, dan Saunggalah (sekarang Kabupaten Kuningan). Lokasinya berada di tengah segitiga Galunggung, Saunggalah, dan Galuh. Saat ini secara administratif bekas kota Kawali merupakan daerah dalam Kabupaten Ciamis. Bisa disebut bahwa tahun 1333-1482 adalah zaman Kawali dalam sejarah pemerintahan di Jawa Barat dan mengenal lima orang raja atau hampir satu setengah abad lebih.

·         Sunda, Bogor 669M-1475M (806th)

Kerajaan Sunda dimulai pada tahun 1130 M dan berakhir di tahun 1579 M. Pajajaran adalah kerajaan Hindu di Tatar Pasundan yang didirikan oleh orang-orang dari etnis Sunda. Kerajaan ini bukanlah kerajaan kecil dan lemah, dalam riwayatnya diceritakan bahwa Kerajaan Singasari dan Majapahit yang menguasai hampir seluruh wilayah Asia Tenggara bahkan tidak mampu untuk menaklukannya

·         Sunda Galuh / Pajajaran 923M-1579M (656th)

Kerajaan Sunda adalah kerajaan yang pernah ada antara tahun 932 dan 1579 Masehi di bagian Barat pulau Jawa (Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan sebagian Jawa Tengah sekarang). Kerajaan ini bahkan pernah menguasai wilayah bagian selatan Pulau Sumatra. Kerajaan ini bercorak Hindu dan Buddha, kemudian sekitar abad ke-14 diketahui kerajaan ini telah beribu kota di Pakuan Pajajaran serta memiliki dua kawasan pelabuhan utama di Kalapa dan Banten.Kerajaan Sunda runtuh setelah ibu kota kerajaan ditaklukan oleh Maulana Yusuf pada tahun 1579. Sementara sebelumnya kedua pelabuhan utama Kerajaan Sunda itu juga telah dikuasai oleh Kerajaan Demak pada tahun 1527, Kalapa ditaklukan oleh Fatahillah dan Banten ditaklukan oleh Maulana Hasanuddin.

·         Kesultanan Cirebon 1430M-1677M (247th)

Kesultanan Cirebon adalah sebuah kesultanan di Jawa pada abad ke-15 dan 16, dan merupakan pangkalan penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau. Lokasinya di pantai utara pulau Jawa yang merupakan perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, membuatnya menjadi pelabuhan dan "jembatan" antara kebudayaan Jawa dan Sunda sehingga tercipta suatu kebudayaan yang khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Sunda.

·         Kesultanan Banten 1526M-1813M (287th)

Kesultanan Banten adalah sebuah kerajaan Islam yang pernah berdiri di Tatar Pasundan, Provinsi Banten, Indonesia. Berawal sekitar tahun 1526, ketika kesultanan Cirebon dan kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa, dengan menaklukkan beberapa kawasan pelabuhan kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan sebagai antisipasi terealisasinya perjanjian antara kerajaan Sunda dan Portugis tahun 1522 m.

·         Kerajaan Sumedang Larang, Kutamaya 900M-1620M (720th)

Kerajaan Sumedang Larang adalah salah satu kerajaan Islam yang diperkirakan berpusat di Tatar Pasundan, tepatnya di sekitar Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Indonesia. Kerajaan ini sudah berdiri sejak abad ke-8 Masehi, namun baru menjadi sebuah negara berdaulat di abad ke-16 Masehi. Popularitas kerajaan ini tidak menonjol sebagaimana kerajaan Demak, Mataram, Banten dan Cirebon dalam literatur sejarah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Namun keberadaan kerajaan ini memberikan bukti sejarah yang sangat kuat pengaruhnya di kalangan orang Sunda dalam proses penyebaran agama Islam di Jawa Barat, sebagaimana yang dilakukan oleh Kerajaan Cirebon dan Kesultanan Banten.

 

b.      Entitas Kerajaan2 di Jawa Tengah dan Timur

·         Kalingga abad 5M-abad7M

Kerajaan Kalingga pernah hadir dalam sejarah kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Nusantara pada abad ke-6 Masehi. Kerajaan ini mencapai masa kejayaan ketika dipimpin oleh seorang raja perempuan bernama Ratu Shima (674-695 M).
Berdasarkan catatan dalam Prasasti Sojomerto, terungkap bahwa pendiri Kerajaan Kalingga adalah Dapunta Syailendra. Para keturunan Syailendra ini nantinya menjadi cikal bakal lahirnya Kerajaan Mataram Kuno yang mulai berdiri sekitar abad ke-8 Masehi. Raja pertama Kalingga bernama Prabhu Wasumurti yang memimpin dari tahun 594-605 M. Ia digantikan oleh Prabhu Wasugeni (605-632 M). Raja kedua ini adalah ayah dari Ratu Shima atau Dewi Wasuwari yang nantinya membawa Kerajaan Kalingga ke puncak kejayaan.

·         Mataram Kuno JaTeng 717M-925M (208th)

Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah, tepatnya di sekitar kaki gunung Merapi atau wilayah Magelang saat ini. Wilayah ini merupakan bagian dari Bhumi Mataram yang diberikan kepada salah satu putra Ratu Shima dari Kalingga. Ketika Bhumi Mataram dan Bhumi Sambara bersatu kembali, kerajaan Mataram Kuno didirikan.Pendirinya adalah Sri Sanjaya, generasi ketiga dari pemimpin Bhumi Mataram yang mendeklarasikan Wangsa Sanjaya dan Kerajaan Mataram Kuno. Ia naik tahta pada tahun 732 dengan sebutan Rakai Mataram.

·         Mataram Kuno JaTim‎ 926M-1006M (80th)

Pada 929 masehi, ibu kota Mataram Kuno dipindahkan oleh Mpu Sindok ke Jawa Timur dengan pusat pemerintahan di antara Gunung Semeru dan Gunung Wilis. Terdapat beberapa alasan yang diperkirakan menjadi sebab perpindahan ini, seperti faktor bencana alam, politik, dan adanya ancaman dari kerajaan lain. Setelah pindah ke Jawa Timur, kerajaan ini disebut sebagai Kerajaan Medang dengan lokasi berada di sekitar Jombang. Mpu Sindok kemudian dinobatkan sebagai raja pertama dari Dinasti Isyana. Masa kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur tidak berlangsung lama. Raja-raja penerus Mpu Sindok juga sangat peling mewariskan bukti peninggalan sehingga namanya seakan tenggelam dalam sejarah.

·         Kahuripan Airlangga 1009M-1045M (36th)

Kahuripan adalah nama yang lazim dipakai untuk sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Airlangga pada tahun 1009. Kerajaan ini dibangun sebagai kelanjutan Kerajaan Medang yang runtuh tahun 1006.

·         Janggala, Kahuripan 1042M-1130M (88th)

Kerajaan Janggala atau Kerajaan Jenggala adalah salah satu dari dua pecahan kerajaan yang dipimpin oleh Airlangga dari Wangsa Isyana. Kerajaan ini berdiri tahun 1042, dan berakhir sekitar tahun 1130-an. Lokasi pusat kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di wilayah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Meskipun raja Janggala yang sudah diketahui namanya hanya tiga orang saja, namun kerajaan ini mampu bertahan dalam persaingan sampai kurang lebih 90 tahun lamanya. Menurut prasasti Ngantang (1135), Kerajaan Janggala akhirnya ditaklukkan oleh Sri Jayabhaya raja Kadiri, dengan semboyannya yang terkenal, yaitu Panjalu Jayati, atau Kadiri Menang. Sejak saat itu Janggala menjadi bawahan Kadiri. Menurut Kakawin Smaradahana, raja Kadiri yang bernama Sri Kameswara, yang memerintah sekitar tahun 1182-1194, memiliki permaisuri seorang putri Janggala bernama Kirana.

·         Kediri, Daha 1045M-1222M (177th)

Kerajaan Kadiri atau Kediri atau Panjalu, adalah sebuah kerajaan yang terdapat di Jawa Timur antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di Dahanapura (Daha), yang menjadi bagian Kota Kediri sekarang. Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah kerajaannya karena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta. Putra yang bernama Sri Samarawijaya mendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota baru, Daha, sedangkan putra yang bernama Mapanji Garasakan mendapatkan kerajaan timur bernama Janggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan.

 

c.       Teori GIRINDRA 2014M Konektifitas Jenggala-Singhasari

·         Singhasari Malang 1222M-1292M (70th)

Berdirinya Kerajaan Singasari tidak lepas dari kisah pendirinya, Ken Arok. Ken Arok awalnya hanya seorang pengawal Tunggul Ametung, seorang akuwu (camat) di Tumapel.Ken Arok kemudian membunuh Tunggul Ametung dan menikahi istrinya yang bernama Ken Dedes.Setelah menjadi Akuwu Tumapel, Ken Arok bersekutu dengan para Brahmana untuk menaklukkan Kerajaan Kediri.Serangannya pun berhasil hingga memaksa Raja Kertajaya menyerahkan kekuasaan kepada Ken Arok dan kerajaan dipindah ke Singasari.

·         Majapahit Trowulan 1293M-1527M (234th)

Majapahit di Trowulan merupakan kawasan kepurbakalaan peninggalan Kerajaan Majapahit yang terletak di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Situs ini dibangun pada 1293 M dan runtuh di tahun 1521 M. Menurut Henri Maclaine Pont, Trowulan dahulu bernama “Setra Wulan”. Pendapat mengatakan “Sastrawulan”, merujuk pada sumber Serat Darmagandhul pupuh XX yang menjadi tempat Raja Brawijaya dimakamkan

·         Demak 1475M-1554M (79th)

Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama dan terbesar di pantai utara Jawa. Menurut tradisi Jawa, Demak sebelumnya merupakan kadipaten dari kerajaan Majapahit, kemudian muncul sebagai kekuatan baru mewarisi legitimasi dari kebesaran Majapahit.  Kerajaan ini tercatat menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau Jawa dan Indonesia pada umumnya, Walaupun tidak berumur panjang dan segera mengalami kemunduran karena terjadi perebutan kekuasaan di antara kerabat kerajaan. Pada tahun 1560, kekuasaan Demak beralih ke Kerajaan Pajang yang didirikan oleh Jaka Tingkir/Hadiwijaya. Salah satu peninggalan bersejarah Demak ialah Mesjid Agung Demak, yang menurut tradisi didirikan oleh Wali Songo.

·         Pajang 1568M-1586M (18th)

Nama negeri Pajang telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit. Menurut Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365, bahwasanya pada zaman tersebut adik perempuan Hayam Wuruk (raja Majapahit saat itu) bernama asli Dyah Nertaja menjabat sebagai penguasa Pajang, bergelar Bhatara i Pajang, atau disingkat Bhre Pajang. Dyah Nertaja merupakan ibu dari Wikramawardhana (raja Majapahit selanjutnya). Pada awal berdirinya atau pada tahun 1568, bahwa wilayah Pajang yang terkait eksistensi Demak pada masa sebelumnya, hanya meliputi sebagian Jawa Tengah. Hal ini disebabkan karena negeri-negeri Jawa Timur banyak yang melepaskan diri sejak kematian Sultan Trenggana.  Pada tahun 1568 Hadiwijaya dan para adipati Jawa Timur dipertemukan di Giri Kedaton oleh Sunan Prapen. Dalam kesempatan itu, para adipati sepakat mengakui kedaulatan Pajang di atas negeri-negeri Jawa Timur. Sebagai tanda ikatan politik, Panji Wiryakrama dari Surabaya (pemimpin persekutuan adipati Jawa Timur) dinikahkan dengan putri Hadiwijaya.

·         Mataram Islam Kotagede 1587M-1755M (168th)

Kerajaan Mataram Islam di Kotagede berdiri di bekas hutan yang bernama Alas Mentaok. Nama mentaok diambil dari jenis tanaman yang kini langka. Pada abad ke-8, wilayah Mataram (sekarang disebut Jogja/Yogyakarta) merupakan pusat Kerajaan Mataram Hindu yang menguasai seluruh Pulau Jawa. Kerajaan ini memiliki kemakmuran dan peradaban yang luar biasa sehingga mampu membangun Candi dengan arsitektur yang megah, seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur. Namun pada abad ke-10, entah kenapa kerajaan tersebut memindahkan pusat pemerintahannya ke wilayah Jawa Timur. Rakyatnya berbondong-bondong meninggalkan Mataram dan lambat laun wilayah ini kembali menjadi hutan lebat.

·         Surakartan / Kasunanan 1745M-1946M (201th)

Kasunanan Surakarta merupakan kesinambungan Kasunanan Kartasura, yang pada gilirannya adalah kesinambungan kepada Kesultanan Mataram yang runtuh akibat pemberontakan Trunajaya tahun 1677. Kasunanan Kartasura sendiri runtuh akibat pemberontakan orang-orang Tionghoa yang mendapat sokongan dari orang-orang Jawa anti VOC tahun 1742. Saat itu yang menjadi raja ialah Pakubuwana II. Kota Kartasura berjaya direbut kembali oleh Cakraningrat IV sekutu VOC namun keadaannya sudah musnah. Pakubuwana II yang lari ke Ponorogo memutuskan untuk membangun istana baru di desa Sala, bernama Surakarta Hadiningrat.

·         Mangkunegaran 1757M-1946M‎ (189th)

Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I (nama lahir Raden Mas Said, lahir di Kartasura, 7 April 1725 – meninggal di Surakarta, 23 Desember 1795 pada umur 70 tahun) adalah pendiri Praja Mangkunegaran, sebuah kadipaten agung di Jawa bagian tengah selatan, dan Pahlawan Nasional Indonesia. Ayahnya bernama Pangeran Arya Mangkunegara dari Kartasura dan ibunya bernama R.A. Wulan Julukan Pangeran Sambernyawa diberikan oleh Nicolaas Hartingh, perwakilan VOC  karena di dalam peperangan R.M. Said selalu membawa kematian bagi musuh-musuhnya.

·         Yogyakartan / Kasultanan 1755M-1950M (195th)

Cikal Bakal Keraton Kasultanan Yogyakarta. Sejarah mencatat bahwa pada akhir abad ke-16 terdapat sebuah kerajaan Islam di Jawa bagian tengah-selatan bernama Mataram. Kerajaan ini berpusat di daerah Kota Gede (sebelah tenggara kota Yogyakarta saat ini), kemudian pindah ke Kerta, Plered, Kartasura dan Surakarta.

·         Paku Alaman 1813M-1950M ‎(137th)

Nagari Pakualaman adalah negara dependen yang berbentuk kerajaan. Kedaulatan dan kekuasaan pemerintahan negara diatur dan dilaksanakan menurut perjanjian/kontrak politik yang dibuat oleh negara induk bersama-sama negara dependen. Sebagai konsekuensi dari bentuk negara kesatuan yang dipilih oleh Republik Indonesia sebagai negara induk, maka pada tahun 1950 status negara dependen Kadipaten Pakualaman (bersama-sama dengan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat) diturunkan menjadi daerah istimewa setingkat provinsi dengan nama Daerah Istimewa Yogyakarta. Kadipaten Pakualaman atau Negeri Pakualaman atau Praja Pakualaman didirikan pada tanggal 17 Maret 1813, ketika Pangeran Notokusumo, putra dari Sultan Hamengku Buwono I dengan Selir Srenggorowati dinobatkan oleh Gubernur-Jenderal Sir Thomas Raffles (Gubernur Jendral Britania Raya yang memerintah saat itu) sebagai Kangjeng Gusti Pangeran Adipati[1][2] Paku Alam I. Status kerajaan ini mirip dengan status Praja Mangkunagaran di Surakarta.

·         Republik Indonesia 1945M-1950M

Pada periode 27 Desember 1949 hingga 15 Agustus 1950, bangsa Indonesia bergabung dalam negara federasi Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS dibentuk sebagai wujud kesepakatan antara Indonesia, Belanda, dan Bijeenkomst voor Federal Overleg (BFO) pada Konferensi Meja Bundar (KMB). KMB sebagai upaya pemerintah Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan dari tangan penjajah.

·         Negara Kesatuan Republik Indonesia 1950M-skrg

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), bentuk negara yang dipakai oleh Indonesia adalah negara kesatuan dengan bentuk republik. Bentuk negara tersebut tercantum dalam UUD 1945 Pasal 1 Ayat 1. “Negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang berbentuk republik”. NKRI adalah negara kesatuan yang dibagi atas daerah-daerah, provinsi, kabupaten/kota. Itu sesuai dengan UUD 1945, Pasal 18 ayat (1). ”Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah itu dibagi atas kabupaten dan kota yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang”.

Komentar